Teori Gelas Emosi
Setiap kejadian, apapun itu, sifatnya netral. Tidak ada yang baik maupun buruk. Baik atau buruk ditentukan oleh emosi yang muncul karena persepsi atau pemaknaan kita terhadap situasi atau kejadian itu.
Cara paling cepat dan mudah untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menemukan dan menetralisir emosi yang melekat pada memori kejadian. Saat emosi berhasil dinetralisir maka kita akan tetap dapat mengingat kejadian itu, hanya sekedar sebagai satu memori tanpa ada muatan emosi apapun alias netral, sehingga kita sama sekali tidak terpengaruh. Dengan kata lain emosi kita menjadi stabil.
Apa itu gelas emosi...?
Boleh dibilang gelas emosi adalah wadah tempat emosi kita tertampung didalam fikiran kita. Dimana pada setiap harinya ketika manusia menerima informasi dari lingkungannya maka seringkali ada muatan emosi dari informasi tersebut. Dan ketika informasi masuk sebagai memory dan begitu juga emosinya masuk ke dalam suatu wadah pula, dimana untuk gampangnya saya menamakan gelas emosi.
Setiap hari sejak pagi ketika kita bangun tidur dengan kondisi gelas kosong maka setiap aktifitas kita mengakibatkan gelas itu terisi sedikit demi sedikit oleh aktifitas kehidupan kita.
Apakah ketika anda bangun tidur dengan ceria ataukah dengan kesal. Maka ketika anda bangun dengan kesal karena alarm yang tak kunjung berhenti itu sudah mengisi gelas emosi diri anda.Terlebih ketika anda pergi bekerja dan terkena macet gelas itu terisi kembali.
Akan tetapi gelas emosi punya ukuran dan wadah. Dimana gelas emosi bisa penuh. Dan ketika gelas emosi itu penuh maka sangat berbahaya dampaknya karena dia bisa meluber kemana=mana. Dan parahnya sering kali perbuatan sederhana yang mengakibatkan gelas emosi yang penuh tersebut meluber menjadi begitu luar biasa dampaknya.
Mungkin anda pernah merasakan ketika anda marah besar karena disenggol sama teman. Hingga begitu dahsyatnya anda marah-marah kepada dirinya. Atau mungkin marah karena makanan istri anda tidak enak hingga anda membanting piring.
Jika itu terjadi maka anda telah mengalami lubernya gelas emosi. Atau dengan kata lain anda mengalami kondisi threshold. Kondisi threshold adalah kondisi tumpahnya gelas emosi, sehingga anda marah bukanlah karena kejadian itu yang sebenarnya melainkan akumulasi dari emosi-emosi yang terkumpul didalam gelas yang kemudian keluar. Ketika anda membanting piring bisa jadi itu bukanlah karena makanan istri anda yang tidak enak,melainkan karena ada emosi sebelum anda pulang bekerja dimana mungkin anda terkena macet, mungkin anda dimarahi oleh boss anda yang sebenarnya itu telah memenuhi gelas emosi anda. Dan ketika makanan yang kurang enak dari istri anda kemudian menjadi pencetus melubernya gelas emosi, maka meluberlah semua emosi yang telah anda di dalam gelas bersama emosi-emosi anda sebelumnya.
Oleh karena itu sebelum gelas emosi di dalam fikiran anda meluber keluar, maka buanglah emosi negative dari fikiran anda. Jangan pernah biarkan emosi negative itu penuh dan menjadi Threshold.
Lantas apa saja yang perlu dilakukan agar threshold tidak terjadi..?
1. Bersyukur
Ketika kita mendapatkan kejadian yang tidak menyenangkan mungkin timbul emosi negatif yang masuk ke dalam diri. Akan tetapi kita boleh juga untuk memilih mengambil hikmah dari setiap kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
Seperti kejadian macet yang anda alami di pagi hari. Anda boleh memaki-maki macet yang terjadi dan marah. Namun apakah itu efektif...? Belajarlah untuk bersyukur itu lebih baik.
Berterima kasihlah atas apapun yang terjadi dan yakinilah pasti ada hikmah dibalik kejadian.
Bisa jadi kemacetan yang kita alami adalah pengingat kita untuk bangun lebih pagi lagi. Atau bisa jadi kemacetan adalah pertanda agar kita bisa punya rumah yang dekat dengan tempat pekerjaan anda saat ini. Apapun kejadian yang anda alami yakinilah ada hikmah dibalik kejadian yang patut kita syukuri
2. Senyum
Ketika anda memiliki masalah atau kejadian kurang menyenangkan mungkin anda menjadi sedih dan menekuk muka. Namun itu bukanlah pilihan yang bijak ketika kita mengetahui bahwa senyum ternyata obat mujarab yang membuat hati bahagia bahkan dalam keadaan duka. Maka tersenyumlah agar anda memberikan kesempatan hati yang sedang duka untuk bahagia sejenak. Sehingga perlahan demi perlahan senyuman membuat diri anda lebih cerah fikirannya.Dan tentunya senyuman akan meminimalisir emosi negatife yang ada di dalam hidup anda.
3. Rileksasi – Merenung - Ikhlas
Berilah kesempatan diri anda untuk merileksasikan tubuh sejenak. Ketika anda sampai di kantor. Ketika anda sampai di rumah,maka sebelum berdialog dengan kawan atau keluarga. Cobalah rileksasi sejenak. Tarik nafas yang dalam keluarkan perlahan. Silakan anda renungkan kejadian negative yang anda alami selama perjalanan. Dan ikhlaskan semuanya pergi bersama nafas yang keluar dari hidung anda. Tak perlu lama. Cukuplah 1 menit saja untuk melakukan iitu semua. Semoga itu bisa mengurangi gelas emosi di dalam fikiran anda agar anda bisa menikmati hidup anda semakin cerah dan semakin indah.
Semoga tulisan sederhana ini memberikan manfaat yang nyata untuk para sahabat yang telah membacanya.
Salam berbagi senantiasa.
Cara paling cepat dan mudah untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menemukan dan menetralisir emosi yang melekat pada memori kejadian. Saat emosi berhasil dinetralisir maka kita akan tetap dapat mengingat kejadian itu, hanya sekedar sebagai satu memori tanpa ada muatan emosi apapun alias netral, sehingga kita sama sekali tidak terpengaruh. Dengan kata lain emosi kita menjadi stabil.
Apa itu gelas emosi...?
Boleh dibilang gelas emosi adalah wadah tempat emosi kita tertampung didalam fikiran kita. Dimana pada setiap harinya ketika manusia menerima informasi dari lingkungannya maka seringkali ada muatan emosi dari informasi tersebut. Dan ketika informasi masuk sebagai memory dan begitu juga emosinya masuk ke dalam suatu wadah pula, dimana untuk gampangnya saya menamakan gelas emosi.
Setiap hari sejak pagi ketika kita bangun tidur dengan kondisi gelas kosong maka setiap aktifitas kita mengakibatkan gelas itu terisi sedikit demi sedikit oleh aktifitas kehidupan kita.
Apakah ketika anda bangun tidur dengan ceria ataukah dengan kesal. Maka ketika anda bangun dengan kesal karena alarm yang tak kunjung berhenti itu sudah mengisi gelas emosi diri anda.Terlebih ketika anda pergi bekerja dan terkena macet gelas itu terisi kembali.
Akan tetapi gelas emosi punya ukuran dan wadah. Dimana gelas emosi bisa penuh. Dan ketika gelas emosi itu penuh maka sangat berbahaya dampaknya karena dia bisa meluber kemana=mana. Dan parahnya sering kali perbuatan sederhana yang mengakibatkan gelas emosi yang penuh tersebut meluber menjadi begitu luar biasa dampaknya.
Mungkin anda pernah merasakan ketika anda marah besar karena disenggol sama teman. Hingga begitu dahsyatnya anda marah-marah kepada dirinya. Atau mungkin marah karena makanan istri anda tidak enak hingga anda membanting piring.
Jika itu terjadi maka anda telah mengalami lubernya gelas emosi. Atau dengan kata lain anda mengalami kondisi threshold. Kondisi threshold adalah kondisi tumpahnya gelas emosi, sehingga anda marah bukanlah karena kejadian itu yang sebenarnya melainkan akumulasi dari emosi-emosi yang terkumpul didalam gelas yang kemudian keluar. Ketika anda membanting piring bisa jadi itu bukanlah karena makanan istri anda yang tidak enak,melainkan karena ada emosi sebelum anda pulang bekerja dimana mungkin anda terkena macet, mungkin anda dimarahi oleh boss anda yang sebenarnya itu telah memenuhi gelas emosi anda. Dan ketika makanan yang kurang enak dari istri anda kemudian menjadi pencetus melubernya gelas emosi, maka meluberlah semua emosi yang telah anda di dalam gelas bersama emosi-emosi anda sebelumnya.
Oleh karena itu sebelum gelas emosi di dalam fikiran anda meluber keluar, maka buanglah emosi negative dari fikiran anda. Jangan pernah biarkan emosi negative itu penuh dan menjadi Threshold.
Lantas apa saja yang perlu dilakukan agar threshold tidak terjadi..?
1. Bersyukur
Ketika kita mendapatkan kejadian yang tidak menyenangkan mungkin timbul emosi negatif yang masuk ke dalam diri. Akan tetapi kita boleh juga untuk memilih mengambil hikmah dari setiap kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
Seperti kejadian macet yang anda alami di pagi hari. Anda boleh memaki-maki macet yang terjadi dan marah. Namun apakah itu efektif...? Belajarlah untuk bersyukur itu lebih baik.
Berterima kasihlah atas apapun yang terjadi dan yakinilah pasti ada hikmah dibalik kejadian.
Bisa jadi kemacetan yang kita alami adalah pengingat kita untuk bangun lebih pagi lagi. Atau bisa jadi kemacetan adalah pertanda agar kita bisa punya rumah yang dekat dengan tempat pekerjaan anda saat ini. Apapun kejadian yang anda alami yakinilah ada hikmah dibalik kejadian yang patut kita syukuri
2. Senyum
Ketika anda memiliki masalah atau kejadian kurang menyenangkan mungkin anda menjadi sedih dan menekuk muka. Namun itu bukanlah pilihan yang bijak ketika kita mengetahui bahwa senyum ternyata obat mujarab yang membuat hati bahagia bahkan dalam keadaan duka. Maka tersenyumlah agar anda memberikan kesempatan hati yang sedang duka untuk bahagia sejenak. Sehingga perlahan demi perlahan senyuman membuat diri anda lebih cerah fikirannya.Dan tentunya senyuman akan meminimalisir emosi negatife yang ada di dalam hidup anda.
3. Rileksasi – Merenung - Ikhlas
Berilah kesempatan diri anda untuk merileksasikan tubuh sejenak. Ketika anda sampai di kantor. Ketika anda sampai di rumah,maka sebelum berdialog dengan kawan atau keluarga. Cobalah rileksasi sejenak. Tarik nafas yang dalam keluarkan perlahan. Silakan anda renungkan kejadian negative yang anda alami selama perjalanan. Dan ikhlaskan semuanya pergi bersama nafas yang keluar dari hidung anda. Tak perlu lama. Cukuplah 1 menit saja untuk melakukan iitu semua. Semoga itu bisa mengurangi gelas emosi di dalam fikiran anda agar anda bisa menikmati hidup anda semakin cerah dan semakin indah.
Semoga tulisan sederhana ini memberikan manfaat yang nyata untuk para sahabat yang telah membacanya.
Salam berbagi senantiasa.
0 Response to "Teori Gelas Emosi"
Posting Komentar